Teknologi Robot Perawat Pasien Covid-19 di RS Pertamina Jaya
(Sumber gambar: https://www.k24klik.com/ ) |
Kasus COVID-19 di kota Wuhan,
Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pertama kali dilaporkan pada
tanggal 31 Desember 2019 oleh kantor perwakilan WHO Tiongkok. Peningkatan
jumlah COVID-19 berlangsung signifikan ke negara lain. Sehingga sejak 11 Maret
2020, WHO telah menetapkan wabah COVID-19 sebagai pendemi globa.
- Tanda dan Gejala
1. Demam >38oC
2. Batuk, pilek, dan sakit tenggorokan
3. Letih dan lesu
4. Sesak nafas
- Beberapa cara yang dapat digunakan
untuk mencegah Covid-19 adalah :
1. Tinggal dirumah
Hindari kumpul-kumpul, meskipun hanya di depan rumah. Dan anak-anak
dihimbau untu tinggal di dalam rumah, jangan bermain di luar rumah.
2. Jaga jarak 2 meter
Jika terpaksa harus keluar rumah, jangan berdekatan dengan orang lain. Hal
ini dilakukan agar mengurangi penularan yang cepat. Hindari tempat padat orang,
seperti pasar dan acara kondangan.
3. Gunakan masker ketika bepergian
Hal yang penting juga adalah selalu pakai masker ketika bepergian, walaupun
pada keadaan sehat atau sakit. Dianjurkan menggunakan masker kain yang dapat
diganti 4 jam sekali.
4. Cuci tangan selalu
Cuci tangan sesering mungkin. Lakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun
dan air mengalir selama 20 detik. Jika saat diluar rumah dan tidak teredia
sabun, maka dapat menggunakan Hand sanitizer sebagai alternatif.
5. Hindari menyentuh wajah
Hindari menyentuh area wajah, terutama ketika belum cuci tangan. Karena
kita tidak tahu, apakah tangan kita baru saja menyentuh permukaan benda dengan
Virus corona atau tidak.
6. Rutin mandi, terutama setelah bepergian
Setelah bepergian dianjurkan untuk langsung mandi. Mandi dapat membunuh
virus corona yang ada dipermukaan tubuh.
7. Hidup sehat
Tetap beraktivitas fisik dan olahraga meskipun dirumah. Jangan lupa
istirahat yang cukup dengan istirahat 8 jam sehari.
Jangan panik dalam menghadapi wabah ini, karena 98%
orang yang terinfeksi COVID-19 sembuh. Namun, penyakit ini menjadi mematikan
ketika orang usia lanjut dan orang dengan penyakit kronis seperti tekanan darah
tinggi, penyakit jantung koroner, diabetes (penyakit gula) terinfeksi. Sehingga
tetap jaga anggota keluarga kita yang rentan, dengan tetap tinggal dirumah,
kaga kesehatan mereka, dan pastikan mereka mengkonsumsi obat secara rutin,
serta jaga jarak jika anggota keluarga yang muda sedang sakit. Sebagai upaya
pencegahan agar virus corona tidak semakin menyebar, maka Anda harus mengetahui
istilah yang penting, yaitu OTG, ODP, dan PDP.
1. OTG (Orang Tanpa Gejala)
Adalah orang yang terinfeksi COVID-19, naun tidak menunjukkan gejala. Meskipun tidak menunjukkan gejala, OTG dapat menularkan Covid-19 ke orang lain. Oleh karena itu, semua orang perlu memakai masker. Jika Anda adalah OTG maka Anda dapat lakukan Karantina diri. Karantina diri merupakan langkah yang dapat dilakukan untuk pencegahan virus corona agar tidak mudah menyebar. Yaitu dengan menghindari kontak dengan orang lain semaksimal mungkin. Tips melakukan karantina diri seperti Tinggal dirumah walaupun masih boleh keluar rumah, sebisa mungkin tidak menerima tamu dan menghindari interaksi sebisa mungkin.
Sementara, pasien ODP memiliki gejala yang lebih ringan pada umumnya, seperti batuk, sakit tenggorokan, dan demam. Akan tetapi, tidak ada kontak erat dengan penderita positif. Pasien dengan status ODP dapat dipulangkan untuk selanjutnya melakukan karantina sendiri selama kurang lebih 14 hari.
3. PDP (Pasien Dalam Pengawasan)
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) akan dikriteriakan sesuai dengan gejala yang nampak termasuk demam, batuk, sesak napas, hingga sakit tenggorokan. Di sisi lain, apabila hasil observasi yang dilakukan menemukan adanya saluran napas bawah yang terganggu serta terjadi kontak erat dengan penderita positif atau dari yang terjangkit, maka pasien dapat masuk dalam kriteria ini.
Pasien dengan status PDP ini akan dirawat di rumah sakit untuk ditinjau dan dikontrol perkembangan kasusnya. Orang yang dinyatakan masuk kategori PDP akan menjalani proses observasi melalui proses cek laboratorium yang hasilnya akan dilaporkan kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI.
Dalam dunia medis saat ini peran sebuah Robot Medis
berbasis teknologi IoT yang dapat dikendalikan dari jarak jauh secara remote
sangatlah dibutuhkan untuk merawat Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.
(Sumber gambar: https://foto.kompas.com/ ) |
Di
sisi lain, penggunaan robot medis sendiri telah dilakukan oleh para tenaga
medis di Italia. Diberitakan Kompas.com sebelumnya, dalam menanggulangi kasus
yang ditakutkan semakin memakan korban, pemerintah Italia menghadirkan 6 robot
untuk membantu tenaga medis menangani pasien terjangkit Corona. RSPJ telah
resmi beroperasi untuk menangani pasien Covid-19 mulai Selasa (14/4/2020). RSPJ
akan beroperasi sebagai rumah sakit inap, baik pasien dalam kategori pasien
dalam pengawasan (PDP) maupun pasien terkonfirmasi positif Covid-19, dengan
gejala klinis, sedang, berat, dan critical.
Sebagai tambahan :
Hal positif dalam menggunakan teknologi
robot medis yang dapat dikendalikan dari jarak jauh ini adalah agar dapat
melindungi tim medis agar tidak melakukan kontak secara langsung dengan Pasien Dalam
Pengawasan (PDP) Covid-19 yang sangat beresiko terhadap tim medis karena dapat
terinfeksi virus tersebut.
Diharapkan kedepannya teknologi Robot Medis ini dapat terus dikembangkan serta agar dapat digunakan di seluruh Rumah Sakit di Indonesia.
==============================================================
- Tulisan ini disusun kembali oleh :
Wahyu Fadiyanto (1151500003)
Prodi Teknik Informatika, Institut Teknologi
Indonesia
Tangerang Selatan, Banten.
- Referensi
https://www.k24klik.com/blog/apa-itu-covid-19/
Komentar
Posting Komentar